javascript:void(0)
Free Web Hosting with Website Builder IP

Wahana peneliti Mars terbaru milik NASA mulai melakukan penggalian di permukaan tanah Planet Merah itu, sejak Selasa lalu (3/6).

Aktivitas robot itu masih dalam rangka latihan sebelum benar-benar melakukan penggalian tanah Mars akhir pekan ini, kata para ilmuwan NASA.

Uji coba penggalian dilakukan Minggu (1/6) dengan menggunakan lengan robot milik Phoenix Mars Lander untuk meneliti bahan-bahan pendukung kehidupan di planet paling dekat dari Bumi itu.

"Kita melihat material berwarna putih yang diambil dari permukaan Mars," ujar Pat Woida, insinyur senior di University of Arizona, Tucson, yang mengatur misi di Mars itu.

"Kami belum tahu jenis material ini," imbuhnya.

Phoenix mendarat di lapisan es Mars pada 25 Meiuntuk misi selama tiga bulan untuk meneliti apakah lintang utara Mars dapat mendukung kehidupan primitif. Tugas utama robot ini adalah mencari bukti-bukti air dan garam di masa lalu yang dianggap sebagai bahan pembentuk kehidupan.

Misi Phoenix Lander di Mars menelan biaya US$ 420 juta.

Lengan Robot Phoenix Menjejak Mars

Robot baru NASA yang meneliti Mars telah berhasil menapakkan kakinya di daratan Planet merah itu, yang meninggalkan bekas kaki wahana itu di daratan Mars.

Lengan robot yang dimiliki wahan peneliti bernama Phoenix Mars Lander itu telah melakukan tes berjalan, sepekan setelah wahan itu mendarat di Mars.

Robot peneliti yang memiliki laboratorium sendiri ini akan segera mengambil contoh tanah dan lapisan es dari Mars untuk mengetahui kemungkinan ada kehidupan di Planet Merah itu.

"Pendaratan pertama ini memungkinkan kami menugaskan lengan robot secara akurat," kata David Spencer, manajer misi Phoenix di Jet Propulsion Laboratory in Pasadena, California.

"Kami dalam situasi yang baik bagi uji coba di masa mendatang," katanya.

NASA akhir pekan lalu menampilkan foto lapisan es di bawah kaki Phoenix. Misi utama Phoenix adalah untuk menguji lapisan es sebagai bukti adanya bahan organik yang menjadi bahan kimia pembentuk kehidupan.
ars Phoenix Lander Mendarat di Planet Merah

Setelah melakukan perjalanan hampir 10 bulan, pesawat antariksa Mars Phoenix Lander (MPL) mendarat di permukaan Planet Merah, Minggu (25/5).

MPL berada di Planet merah itu dalam misi untuk menyelidiki tanda-tanda kehidupan, demikian keterangan dari Jet Propulsion (JPL) di NASA.

Dengan kecepatan 13.000 mil per jam ketika pesawat antariksa tersebut mencapai atmosfer Mars, Phoenix Lander melakukan pendaratan di dekat kutub utara Mars dengan bantuan parasut dan roket untuk memperlambat lajut pesawat antariksa itu.

Phoenix Lander mendarat pukul 16:53 PDT (07:53 Waktu Bagian Timur Amerika/Senin, 06:53 WIB), setelah melakukan penerjunan hidup-atau-mati melalui atmosfer tipis Planet Merah.

Peristiwa itu menandai untuk pertama kali sebuah pesawat antariksa berhasil mendarat di salah satu wilayah kutub di planet itu.

"Ini jauh lebih menakutkan dibandingkan dengan dua penemu Mars," kata kepala ilmuwan antariksa NASA Ed Weiler.

Ia merujuk kepada pendaratan terlindung pesawat antariksa Spirit dan Opportunity.

Phoenix, yang tersedot oleh dayatarik Mars, turun dengan kecepatan 12.700 mil per jam (20.400 kilometer per jam) sebelum memasuki atmosfer, sehingga pesawat itu dapat melontarkan parasut dan menghidupkan roket agar dapat turun secara perlahan di permukaan Mars.

Pengawas penerbangan dan ilmuwan berjuang mengatasi tekanan sewaktu Phoenix menuntaskan perjalanan 10 bulan dengan jarak 423 juta mil. Dalam 14 menit, pesawat itu berubah dari pesawat jelajah antar-planet menjadi stasiun ilmiah yang berdiri bebas.

"Banyak orang benar-benar merasa tak nyaman," kata Doug McCuistion, Direktur Mars Exploration Program di Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, yang mengawasi misi itu.

Ilmuwan pada 2002 mendapati bahwa wilayah kutub Mars memiliki beberapa bendungan luas yang berisi air beku di bawah lapisan tanah dangkal.

Phoenix diluncurkan 4 Agustus 2007, untuk mengambil contoh air dan memastikan apakah ada unsur yang tepat bagi kehidupan di Mars.

NASA berusaha melakukan pendaratan di kutub selatan Mars pada 1999, tapi masalah selama saat-saat terakhir pendaratan mengakhiri misi itu.

Badan antariksa AS membatalkan misi pendaratan berikutnya di Mars, tapi berhasil mengirim pesawat antariksa Spirit dan Opportunity ke wilayah ekuator planet tersebut untuk mencari tanda mengenai keberadaan air pada masa lalu.

Phoenix diciptakan dari sukucadang penyelidikan dan misi Polar Lander, yang gagal. Tak seperti pesawat penemu, Phoenix tak menggunakan kantung udara untuk berayung di permukaan planet itu, yang tak layak bagi pesawat antariksa yang lebih besar.

Malahan, Phoenix, seperti juga pesawat antariksa penyelidik era-1970-an Viking dan misi Polar Lander yang gagal, menggunakan kumpulan mesin jet untuk menurunkan dirinya ke permukaan dan kaki lipat untuk mendarat.

"Kami tak pernah berhasil mendarat dengan menggunakan kaki dan roket pendorong dalam 32 tahun," kata Weiler.

"Ketika kami mengirim manusia ke sana, laki-laki dan perempuan, mereka akan mendarat dengan menggunakan roket dan kaki, jadi penting untuk memperlihatkan bahwa kami masih mengetahui cara melakukannya."

0 komentar




Recommended Money Makers

  • Chitika eMiniMalls
  • WidgetBucks
  • Text Link Ads
  • AuctionAds
  • Amazon Associates